Freemium in Retail dengan menggunakan Teknologi Informasi

Majalah Retail Indonesia Maret 2015
(Majalah Ritel Indonesia – Ed Maret 2015)
Andy Djojo Budiman
Co-founder & Partner STEM – SAP Partner (www.sterling-team.com)

3 Nov, 2014, kantor saya PT. Sterling Tulus Cemerlang (www.sterling-team.com) memperkenalkan aplikasi kasir yang dapat digunakan untuk mobile device android yang kami namakan iREAP LITE POS, aplikasi ini merupakan program berbagi kami (Corporate Social Responsibility) kepada para peritel mikro dan usaha personal. Karena hal ini adalah program CSR progam ini kami bagikan secara Gratis, ya bahkan tanpa iklan. Aplikasi ini dapat diunduh langsung di Google Play.

3 hari kemudian Nov 6, 2014 Microsoft mengumumkan memberikan produk microsoft office (excel, word, dan powerpoint) kepada pengguna Android, setelah sebelumnya mengumumkan maret lalu mengumumkan release microsoft office untuk platform iOS (ipad dan iphone). sejalan dengan itu microsoft memberikan fasilitas Edit document secara GRATIS, yang dalam kata lain microsoft memberikan fungsi lebih dari yang sebelumnya hanya bisa VIEW.

beberapa tahun belakangan ini saya mendapatkan banyak masukan dari rekan2 dari industri ritel, khususnya industri makanan, peningkatan GDP Indonesia dan perubahan gaya hidup membuat customer menuntut lebih. Apabila sebelumnya kita makan diluar hanya sekedar untuk kenyang, saat ini kita makan bukan sekedar untuk kenyang, namun juga untuk suatu pengalaman (experience). karena itu Freemium merupakan suatu opsi dimana dengan harga yang relative murah mendapatkan pengalaman yang lebih. Misalnya McDonald mengeluarkan concept Mcafe untuk mendukung concept ini memberikan harga fastfood tapi menambahkan pengalaman dengan memberikan suasana yang lebih berkesan ‘mahal’, wifi untuk mengakses internet.

Industri IT merupakan industry yang sejak lama menawarkan sesuatu concept FREEMIUM tanpa kita sadari, muculnya software Open Source yang mana menawarkan aplikasi gratis dengan kualitas yang boleh dikatakan sangat baik sudah ada sejak lama, mulai dari Sistem Operasi seperi Linux yang diberikan gratis juga sampai aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning) seperti OpenERP. konsep FREEMIUM ini jelas terlihat sejak dunia Internet masuk kedalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal bagaimana saat ini rasanya sulit untuk berbisnis Ensiklopedia saat ini, yang mana sebelumnya hal ini adalah suatu bisnis yang prestige dan untuk membeli satu set Ensiklopedia butuh dana yang tidak sedikit. Namun hari ini semua informasi yang kita butuhkan sudah tersedia di Wikipedia, kemungkinan malah lebih Lengkap, lebih terbarukan/terkini informasinya dan yang paling penting informasi tersebut Gratis, apabila kita bandingkan dengan ensiklopedia dalam bentuk buku (saat ini kebanyakan hanya menjadi pajangan dilemari buku). Concept FREEMIUM ini umumnya juga sejalan dengan concept CROWDSOURCING yang akan saya coba bahas pada artikel selanjutnya.

Progam iREAP lite POS yang kami luncurkan mengingatkan saya juga bahwa walaupun Gratis, tetap harus baik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna bukan asal-asalan.

Concept FREEMIUM apabila secara umum, bisa kita katanya bagaimana menyediakan product/service yang murah atau hampir gratis namun tidak murahan (Premium). Kita banyak melihat bagaimana dengan bantuan IT suatu bisnis berubah kearah FREEMIUM. Ambil contoh dalam dunia Ritel Fashion, www.threadless.com focus hanya menawarkan produk kaos untuk pelanggannya, di indonesia kemudian konsepnya diikuti oleh www.gantibaju.com.

Mengapa treadless menjadi berbeda dibanding ritel penjual kaos lainnya?, di dalam dunia Ritel Fashion pastinya kita semua sudah umum melakukan outsouring untuk proses produksi yang biasa kita istilahkan maklon. Tentunya maklon kita lakukan demi untuk berbagai alasan, agar bisa focus di bisnis ritel, agar lebih efisien dengan menyerahkan proses produksi kepada yang lebih ahli sampai kepada ingin memberikan sebagian kepusingan kita kepada pihak lain. Terlepas dari kepusingan yang kita hadapi dengan pihak outsouring tentang kualitas, komitment waktu, monitor bahan-bahan yang digunakan.

Kita tidak lagi membahas maklon untuk proses produksi karena hal ini sudah umum, tapi apa yang dilakukan treadless memberikan suatu masukan besar bagaimana suatu industri ritel masih dapat berevolusi dengan bantuan teknologi.

ada 2 bagian besar yang disentuh oleh Treadless.

1. Kita semua sadar bahwa sebagai peritel kita sebelum kita dapat melakukan proses produksi, proses paling pertama adalah bagaimana membuat / menciptakan barang baru, design baru yang tentunya merupakan bagian yang paling penting dari proses panjang sampai barang dapat dipamerkan di toko. untuk proses ini kita harus mempunyai team DESIGN yang mana pekerjaannya terus melakukan design untuk produk2 kita. Treadless mengubah concept ini dengan membentuk komunitas designer. Treadless hanya perlu memberikan masukan Topik apa yang akan mereka luncurkan misalnya baru-baru ini mereka meluncurkan tema “the 80s” kepada komunitas designer (siapa saja didunia bisa ikut menjadi bagian dari komunitas ini, ya siapa saja, termasuk anda dan saya) mereka memberikan jangka waktu Desember 15 – January 5, 2015, ya hanya 20 hari, dan jumlah design yang masuk per 1 Januari sebanyak 136 Design, berarti rata2 mereka menerima 10 design perhari untuk tema “the 80s”. Saya pikir dan saya rasa cukup baik bukan? yang menarik sampai di proses ini mereka belum mengeluarkan biaya untuk design, ya belum. Mereka menawarkan Gift/pembayaran kepada Designer yang mana nantinya designnya terpilih untuk di Produksi, yang menarik Design yang terpilih dan diproduksi apabila nanti nya terjual, maka designer tersebut akan mendapatkan 20% dari net profit setiap bulan sesuai dengan penjulanan.

Pada phase design ini threadless melakukan efisiensi dari sisi departement Design mereka, namun bukan sekedar efisiensi, tapi sebenarnya dengan design yang diserahkan kepada komunitas mereka memiliki akses kepada ide dan kreatifitas yang hampir tidak terbatas dengan biaya yang sesuai dengan hasil yang diterima.

Jika kita rangkum proses pertama ini adalah sebenarnya merupakan proses outsourcing design, yang dulunya sulit apabila dilakukan dengan cara tradisional mengumpulkan dan menemui designer satu per satu, namum dengan bantuan teknologi dan internet hari ini proses outsourcing ini dapat dilakukan dengan sangat amat mudah dan cepat.

2. Proses kedua setelah semua design masuk, biasanya peritel memiliki divisi Merchandising yang salah satu pekerjaannya memilih dan memilah barang2 yang kira2 cocok dan bisa terjual, proses seleksi design ini kadang menurut pengalaman saya sering sangat subyektif tergantung kepada selera orang yang mempunyai kuasa untuk menentukan, walaupun umumnya penentukan dilakukan secara team. Bayangkan apabila kita harus memilih barang2 dan karena jumlah barang dan waktu yang terbatas sering pemilihan tidak berdasar apa yang di inginkan oleh customer.

Tentunya hal ini selalu saja menjadi sangat beresiko.

Treadless juga memodifikasi proses ini dengan cara semua design yang sudah diterima dari komunitas designer, di seleksi oleh komunitas juga, artinya komunitas customer mereka memilih design mana yang mereka suka, kemudian tiap design akan diberikan point. pada akhir periode hanya beberapa Design yang terpilih paling banyak yang akan di produksi.

sehingga Proses pemilihan barang menjadi lebih obyektif, bukan hanya obyektif tapi juga karena yang memilih komunitas pelanggan, maka kemungkinan terjual barang nya juga menjadi lebih besar.

kasus ini menunjukkan Meniadakan Divisi Design dan Divisi Merchandise, mengapa tidak?

Siapa yang diuntungkan oleh bisnis model yang dikerjakan oleh treadless? Peritel sudah pasti, Designer tentu juga karena mereka dapat mendapatkan bukan hanya pendapatan dari Design yang mereka hasilkan, tapi juga mendapatkan margin 20% sesuai penjualan bulanan.

Concept FREEMIUM jelas terlihat disini, perusahaan hanya membayar biaya design apabila designnya terpilih, pilihan menjadi lebih banyak, banyak opsi tanpa perlu membayar terlebih dahulu. Efisiensi biaya, tapi mendapatkan kualias premium karena lebih banyak pilihan design.
bayangkan apabila untuk sebuah design tema kita perlu membuat 100 design berapa banyak waktu dan biaya yang dibutuhkan sebelum kita memutuskan mana yang akan dipilih.

ingat concept ini sudah dilakukan di indonesia oleh www.gantibaju.com, persaingan bisnis model baru sudah masuk keranah kompetisi lokal kita, bukan lagi nun jauh di negara seberang sana. Sebagai peritel yang sudah berjalan bertahun-tahun saatnya sekarang kita berbenah, memikirkan kembali bagaimana bisnis kita harus berevolusi.

Salam,