Saat menganalisis suatu bisnis, penting untuk sering menggunakan penghitungan Break Even Point (BEP) agar perusahaan itu sendiri di masa yang akan datang dapat membuat keputusan yang baik.
Menurut para ahli, masih banyak orang yang belum paham apa itu BEP, cara menghitung BEP, dan rumus BEP. Nah kali ini akan ada penjelasan terkait Break Even Point yang mungkin juga bisa membantu Anda untuk berbagai kebutuhan, khususnya untuk menghitung biaya-biaya di perusahaan.
Pengertian Break Even Point (BEP)
BEP adalah faktor utama yang menentukan dimana pendapatan sama besarnya dengan modal yang diberikan sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian atau keuntungan. Saat ini, total kerugian hanya sebesar 0, yang berarti perusahaan atau bisnis tersebut tidak mengalami kerugian atau keuntungan atas bisnis yang dijalankannya.
Terkadang bagi sebagian orang yang belum mengerti apa itu BEP mungkin bingung akan pentingnya Break Even Point dalam sebuah perjalanan bisnis atau usaha, bahkan BEP ini sebenarnya banyak digunakan oleh para pelaku dari dunia pasar saham.
Seringkali, perhitungan yang digunakan di pasar saham menggunakan metode BEP ketika mereka ingin membeli dan menjual suatu saham, sehingga mereka tahu persis kapan harus call atau membeli dan kapan harus put atau menjual. Saat ini sudah banyak tools yang dapat mempermudah perhitungan BEP, sehingga tidak perlu repot menghitung dengan metode yang ada.
Komponen Dasar BEP
Sebelum membahas cara menghitung BEP, penting untuk memahami komponen dasar yang terkandung dalam perhitungan BEP, yaitu:
- Biaya tetap atau disebut biaya total yang tidak akan berubah walaupun volume output yang dihasilkan berubah.
- Biaya variabel bersifat fleksibel dan dapat berubah tergantung dari perubahan yang terjadi pada volume produksi itu sendiri.
- Pendapatan adalah berapa banyak uang yang akan diperoleh pihak penjual produk.
- Laba adalah jumlah uang yang tersisa setelah pendapatan dikurangi biaya tetap dan juga biaya variabel.
Bagaimana Cara Menghitung BEP?
Setelah Anda mengetahui komponen dasar BEP, kali ini kami akan menunjukkan cara menghitung BEP dengan menggunakan Rumus BEP.
Berikut beberapa cara mengetahui BEP (Break event Point):
BEP = Biaya tetap : (Harga jual tiap unit – biaya variabel tiap unit)
Selisih antara pengurangan harga jual tiap unit dan biaya variable tiap unit adalah rumus margin kontribusi.
BEP = Biaya Tetap : Margin kontribusi tiap unit
Jika diharuskan dalam Rupiah, maka menggunakan rumus BEP dalam satuan/unit dikali harga, sehingga:
BEP dalam bentuk mata uang = harga jual tiap unit x BEP tiap unit
Margin kontribusi dapat menentukan keuntungan nilai produk yang dijual, dengan mengukur dampak penjualan terhadap laba. Rumus margin kontribusi adalah sebagai berikut:
Margin kontribusi = Total penjualan – Biaya variabel
Saat menghitung margin kontribusi, penting untuk memperhatikan biaya variabel yang dibebankan, baik dari segi total biaya maupun total penjualan.
Dengan menggunakan margin kontribusi, perusahaan dapat memisahkan biaya produksinya dari keuntungannya. Dan dengan cara ini pula, perusahaan mengetahui harga produk yang akan dijual.
Contoh Soal Cara Menghitung Break Even Point (BEP)
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang cara menghitung BEP, penting juga untuk mengetahui contoh soal BEP agar menjadi lebih jelas. Sehingga, dengan contoh soal BEP dapat membantu membuat perhitungan BEP lebih akurat dan sederhana.
Contoh sederhana menghitung Break Even Point
Misalnya, ada seorang manajer akuntansi yang bertanggung jawab atas produksi dan pengelolaan persediaan barang. Ia ingin mengetahui harga penjualan yang diperlukan untuk membayar biaya tenaga kerja/operasional sebesar 50 juta rupiah, dan keuntungan yang ingin diperoleh 20 juta rupiah.
Harga tetap: 50.000.000
Biaya penggantian unit: 30.000
Harga jual per unit : 50.000
Nilai yang dibutuhkan: 20.000.000
Berikut cara menghitung atau mencari nilai impas (BEP) untuk contoh soal ini:
BEP = Biaya Tetap : Margin kontribusi tiap unit
= 50.000.000 : (50.000 – 30.000)
= 50.000.000 : 20.000
= 2,500 Unit
Artinya, perusahaan harus menjual 2.500 unit untuk mencapai nilai titik impas (BEP) dan tidak mendapat untung.
Faktor penting lainnya bagi manajer akuntansi yang bertanggung jawab atas produksi adalah menghitung jumlah total dalam rupiah atau mata uang lainnya.
BEP dalam bentuk Rupiah = harga jual tiap unit x BEP tiap unit
= 50.000 x 2.500 unit
= Rp.125.000.000
Selain itu, salah satu faktor penting dalam menghitung analisis nilai titik impas (BEP) adalah bagaimana penerapannya untuk menghasilkan nilai unit yang diinginkan.
Unit = (Profit yang diingankan : Margin kontribusi) + BEP unit
= (20.000.000 : 20.000) + 2.500
= 1.000 +2.500
= 3.500 unit
Dengan demikian, seorang manajer produksi dapat menentukan berapa banyak unit yang harus dijual agar perusahaan mencapai profit yang diinginkan.
Dalam hal ini, Perusahaan harus menjual 3.500 unit untuk mendapatkan keuntungan sebesar Rp.20.000.000.
Tentu saja, pemahaman dan mengetahui cara menghitung BEP tidak dapat dilakukan dengan cepat karena membutuhkan banyak latihan untuk melakukannya dengan benar.
Namun seperti yang telah dijelaskan di atas, kami harap dapat membantu Anda dengan memperjelas poin-poin utama, sehingga Anda dapat menggunakan BEP untuk berdagang atau berbisnis.
Demikian penjelasan cara menentukan nilai titik impas (BEP) untuk mengevaluasi bagaimana bisnis dapat berjalan dengan lancar dan efisien sehingga semua keputusan yang diambil benar. Selanjutnya Anda bisa membaca pengaruh supply chain management terhadap perusahaan.